Apa cita-cita mu?
Sering sekali pertanyaan itu kita dengar, dan kita tanyakan kepada anak - anak. Kenapa yang paling sering di tanya seperti itu anak - anak?
Mungkin karena dianggap cita - cita itu adalah sesuatu yang ingin dia raih saat dia dewasa nanti.
Lalu bagaimana dengan orang dewasa? Apakah tidak mempunyai cita - cita?
Saat si kecil mendapat tugas dari bu guru untuk menggambar cita - cita nya. Dia menggambar menjadi dokter hewan dan koki. Anak berusia 6 tahun tanpa berfikir panjang mengenai cita - citanya itu. Tanpa malu- malu dia menggambarkan cita - cita nya itu. Si kecil tanpa malu - malu mengungkapkan apa keinginannya . Anak - anak di sekolah alam jingga ini terbiasa mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Kebebasan dalam berekspresi, membuat mereka percaya diri. Berbeda lagi dengan anak - anak usia kurang lebih 14 th, saat mereka di tanya cita - cita, mereka akan menjawab dengan malu - malu, karena mereka sudah mulai berfikir apakah cita - cita ini sesuai kemampuanku, apakah cita - cita ini terlalu muluk - muluk, apakah aku bisa mewujudkannya, dan masih banyak pertanyaan di benak mereka. Hingga akhirnya mereka malu mengungkapkannya. Di sinilah tugas orang tua untuk meyakinkan mereka tentang keinginan mereka bukan keinginan orang tua. Orang tua hanya mengarahkan saja tidak untuk menentukan. Hal itu terjadi pada saat saya menjadi wali kelas di kelas 9, sangat sedih melihat mereka dengan malu - malu mereka menulis cita - cita mereka, mereka malu orang lain sampai tahu, mereka takut ditertawakan,mereka takut dihina. Padahal setelah saya lihat cita - cita mereka itu sangat mulia sekali, ada yang ingin jadi guru, ada yang ingin jadi ustad, ada yang ingin jadi pengusaha, dll. Mereka tidak terbiasa mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya, mereka terbiasa menjalani kehidupan yang mengharuskan mereka melakukan keinginan orang tua atau karena tuntutan keadaan. Hanya sekolahlah tempat mereka menyalurkan keahlian mereka, mendengar keinginan mereka. Menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka, meyakinkan mereka kalau bersunguh sungguh pasti mampu mencapainya. Tidak semudah membalikan telapak tangan saat melakukan itu, butuh kedekatan batin dengan mereka.
Bagaimana dengan kita sebagai orang dewasa / orang tua, apa cita - cita mu? Apakah sudah tercapai cita - cita mu?
Ayo coba direnungkan pertanyaan ini...